Senin, 16 Desember 2013

NASKAH KONSELING


CONTOH PERCAKAPAN KONSELING


KONSELOR       : GUSTI AYU SRI EKA DEWI
KLIEN                 : NOVITA PUTRI AMBARSARI
TAHAP AWAL
1.      Membangun raport dimana dalam membangun raport ini adalah menciptakan suasana nyaman antara klien dan konselor. Dalam membangun raport ini menggunakan proses attending, dimana dalam attending ini mempunyai tujuan agar dapat meningkatkan harga diri klien, meningkatkan perasaan nyaman klien dan mempermudah mengekspresi perasaan klien.

Attending
Klien               : Tok… tok … tok …  selamat pagi buu….(klien mengetuk pintu)
Konselor          : (Membukakkan pintu dan mempersilakan masuk) selamat pagi nak silakan
                          Silakkan masuk, silakan duduk nak, siapa namanya?
Klien               : Vitha buu dari kelas IX A
Konselor          : ohh senang sekali ibu bisa bertemu dengan adik, gimana nilai ulangan umum
                          Semester 1 nya bagus?
Klien               : alhamdulilah baik buu.
Konselor          : oh syukurlah, ngomong-ngomong kok adik tumben datang ke ruangan ibu ada
                          yang ibu bisa bantu?
Klien               : iya buu sya lagi ada masalah buu,
Konselor          : oh seperti itu nah di dalam konseling ini ibu harap keterbukaan adik dalam
                         Mengungkapkan masalah adik,  ibu membantu adik menyelesaikan masalah adik                            namun ibu harap kejujuran adik untuk menceritakan masalah adik, jika masalah                              adik bersifat rahasia ibu akan rahasiakan.
Klien               : iya buu saya akan terbuka dan jujur mengungkapkan masalah saya buu…

Strukturing
Konselor          : iya terimakasih,tujuan konseling ini adalah agar adik bisa menemukan alternative dari permasalahan yang adik hadapi, namun perlu ibu tekankan disini ibu cuma membantu meberikan alternative terhadap masalah yang adik hadapi namun keputusan dan tanggung jawab tetap berada di tangan adik.
Klien               : iya buu…
Konselor          : namun  ibu mohon maaf sebelumnya ibu Cuma punya waktu 20 menit nanti ibu ada rapat dengan bapak kepala sekolah, kalau ibu boleh tau tolong certitakan masalah adik!
Klien               : iya buu masalah yang saya hadapi hubungan saya dengan kakak tiri saya selalu bertengkar setiap saat, setiap waktu padahal saya sudah berusaha menjadi adik yang baik untuk kakak sya buu.. walaupun sya adik tiri saya menyayangi kakak saya seperti kakak kandung buu…
Konselor          :oh jadi pada intinya masalah adik adalah kurang harmonisnya hubungan adik dengan kakak tirinya ya?
Klien               : iya buu…

Empati
Konselor          : iya, (konselor menganggukan kepalanya). Boleh dilanjutkan lagi ceritanya dik!
Klien               : saya tersiksa terus-terusan di caci maki sama kakak tiri saya, dihadapan teman-temanya dia tidak mengakui saya sebagai adiknya, dia malah bilang saya anak pembantu, sedih rasanya buu..
Konselor          : iya saya ikut merasakan apa yang adik rasakan (empati primer)
Klien               : saya sedih jika terus-terusan seperti ini apa yang saya lakukan selalu salah dimata kakak saya buu..

Refleksi
Konselor          : nampaknya anda sangat sedih dengan hal itu. (refleksi perasaan)
Klien               : iya buu..

Eksplorasi
Konselor          : bisakah adik menjelaskan perasaan sedih yang dimaksud itu seperti apa?
Klien               : perasaan sedih yang amat mendalam buu, jika saya lihat teman-teman saya akrab dengan kakaknya, sedangkan saya selalu bertengkar dengan kakak saya. (eksplorasi perasaan)


TAHAP PERTENGAHAN
Dalam tahap pertengahan ini adalah merupakan tahap inti dari konseling, dimana dalam tahap ini
Tahap kerja dan pendefenisian masalah dalam proses konseling.

Konselor          : bisa adik ceritakan lebih lanjut tentang masalah yang adik hadapi?
Klien               : iya terkadang saya merasa kurang pantas menjadi adik kakak saya. Karena setiap hari kami selalu bertengakr-dan bertengkar, namun apalah daya saya buu.. kakak saya tidak pernah menghargai saya, ibu sya terkadang sampai sakit buu memikirkan saya dan kakak saya yang hubungannya kurang harmonis.
Konselor          : apakah benar demikian? (memperjelas)
Klien               : iya buu
Konselor          :  (konselor menganggukan kepala) lanjutkan ceritanya dik! (encouraging)
Klien               : terkadang saya ingin minggat dari rumah buu.. namun saya tidak mau membuat ibu saya khawatir buu…saya bingung..
Konselor          : menurut ibu adik bersabarlah dengan keadaan ini, mungkin ini adalah ujian Tuhan untuk keluarga adik. (nasihat)
Klien               : saya tidak kuat buu… saya tidak tahan dengan semua ini…


TAHAP AKHIR
Dalam tahap akhir ini konselor menyimpulkan masalah klien dan merupakan tahap eksien dan
Tindakan.

Koselor            : jadi singkatnya  dapat ibu simpulkan adik merasa sangat sedih karena hubungan adik dan kakak adik kurang harmonis, sehingga adik ingin minggat dari rumah? (parafrasing)
Klien               : iya buu..
Konselor          :  1. aletrnatif dari ibu adalah adik diam saja jika adik dimarahi kakak adik, 2. Adik jangan terlalu menanggapi perkataan kakak adik agar  tidak menjadi pertengkaran. Dan yang ke 3 adik bicaralah baik-baik dengan kakak adik dari hati kehati siapa tau kakaknya adik bisa luluh hatinya! Namun setiap alternative yang ibu berikan ada nilai dan konsekuensinya.
                        Alternative yang  ke-1 dari ibu adalah adik diam saja jika adik dimarahi kakak adik. Konsekuensinya kakaknya akan tersinggung nanti dia bisa lebih marah, karena ia merasa kurang dihargai. Yang ke- 2 Adik jangan terlalu menanggapi perkataan kakak adik agar  tidak menjadi konsekuensinya dia akan merasa geram dan semakin marah karena dia mengaggap adik hanya mepermaikan perasaannya
                        Dan yang ke -3 adik bicaralah baik-baik dengan kakak adik dari hati konsekuensinya kakaknya adik mungkin mau diajak bicara dari hati ke hati mungkin tidak mau karena menggap hal ini kurang penting, namun jika kakaknya mau kemungkinan dia akan bisa memahami perasaan adik, jadi alternative yang mana akan adik pilih?
Klien               : mungkin saya akan memilih alternative yang ke – 3 buu…
Konselor          : ohh iya, jika alternative itu yang adik anggap baik lakukanlah. Ada yang ingin diceritakan lagi dik?
Klien               : tidak buu..terimakasih
Konselor          : iya sama-sama karena waktu sudah menunjukkan jam 10.00 maka ibu akhiri sampai disini dulu konseling kita hari ini, soalnya ibu akan rapat dik, nah sekiranya adik amsih perlu bantuan dari ibu adik bisa menelepon ibu, atau datang keruangan ibu ya!
Klien               : sekali lagi terimakasih buu…maaf saya sudah menggaggu waktunya ibu…
Koselor            : iya sama-sama ahh tidak apa-apa ibi sangat senang adik mau datang ke ruangan ibu, pintu ruangan ibu selalu terbuka untuk siapa saja yang perlu bantuan ibu…


HAKEKAT HASIL BELAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG
Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur hidup, dimulai sejak dalam ayunan sampai liang lahat. Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase perkembangan berbeda-beda. Banyak teori yang membahas masalah belajar. Tiap teori bertolak dari asumsi atau anggapan dasar tertentu tentang belajar. Oleh karena itu tidaklah mengherankan apabila ditemukan konsep atau pandangan serta praktek yang berbeda dari belajar.
Di kalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara menjelaskan dan mendefenisikan makna belajar (learning). Namun, baik secara eksplisit maupun secara implisit terdapat kesamaan maknanya, ialah bahwa definisi mana pun konsep belajar itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu (Hilgard, 1948 : 4).
Dengan adanyan hal yang menunjukkan perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktek atau pengalaman tertentu pasti akan mengasilkan yang disebut dengan “hasil belajar”.  Namun dalam pencapain hasil belajar anak sering menemukan kendala atau hambatan dalam belajar bisa dikatakan kesulitan belajar . anak kesulitan belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari anak luar biasa. Oleh karena itu perlu pemahaman terhadap anak berkesulitan belajar ditinjau dari segi historis, empiris, dan teoritik. Ketiga tinjauan ini dapat memberikan gambaran yang luas terhadap pemahaman anak berkesulitan belajar.
Persoalan anak berkesulitan belajar di Indonesia bukanlah  merupakan persoalan yang baru. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui adanya penggunaan istilah mengenai hakikat kesulitan belajar secara keliru., banyak orang termasuk sebagian guru tidak dapa membedakan antara kesulitan belajar dengan tunagrahita.
Maka dengan adanya beberapa metode pembelajaran yang diberikan kepada anak kesulitan belajar, anak akan mendapatkan sebuah manfaat hasil belajar. Berdasarkan taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dapat disebutkan dengan tiga ranah, yaitu : ranah afektif, kognitif, dan psikomotorik.
1.2  RUMUSAN MASALAH
v  Apa yang dimaksud dengan belajar?
v  Apa yang dimaksud dengan hasil belajar?
v  Apa manfaat hasil belajar?
v  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar?

1.3  TUJUAN
v  Agar mahasiswa mengerti apa pengertian belajar.
v  Agar mahasiswa mengerti apa pengertian hasil belajar.
v  Agar mahasiswa mengerti tentang manfaat hasil belajar.
v  Agar mahasiswa mengetahui factor-faktor apasaja yang mempengaruhi proses hasil belajar.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Belajar
         Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku dari tidak tahu menjadi tahu. Pada dasarnya individu memiliki cirri dan karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Hal ini yang menyebabkan kelihatan jelas perkembangan individu tersebut. Menurut Landgen (1980: 578) proses belajar itu akan berjalan dengan baik apabila kelak memberikan hasil yang baik pula.

2.2 Pengertian Hasil Belajar
         Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima atau mengalami pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjasdi terutama berkat evaluasi guru, dan juga merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

2.3 Manfaat Hasil Belajar
         Hasil belajar pada hakekatnya mencangkup perubahan tingkahlaku di bidang tiga ranah yaitu:
a.       Ranah kongitif
Adalah  hasil belajar intelektual yang mencangkup enam enam aspek:
ü  Pengetahuan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang.
ü  Pemahaman adalah mengerti tentang hal-hal yang menyangkut pembelajaran.
ü  Penerapan adalah suatu implementasi tentang hasil belajar yang telah didapat.
ü  Analisis adalah memperkirakan sesuatu yang berkaitan dengan belajar/
ü  Sintesis adalah memadukan hasil belajar yang didapat dalam dunia praktek.
ü  Penilaian adalah evaluasi atas proses belajar yang telah dilaksanakan.
b.      Ranah afektif
Adalah perubahan sikap setelah melalui proses belajar. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima, menjawab, menilai, organisasi,karakterisasi dengan suatu nilai yang kompleks.

c.       Ranah psikomotor
 meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular (menghubungkan, mrngamati). Tipe belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

 2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
            Factor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar atas dua kategori yaitu:
a.       Factor internal
Adalah factor yang berada pada diri individu. Factor internal meliputi factor:
v  Factor fisiologis adalah factor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik individu dapat dibagi menjadi 2 yakni:
ü  Keadaan jasmani, kondisi jasmani atau fisiknya yang sehat akan mempengaruhi kegiatan belajar individu, jika fisiknya baik maka kegiatan belajarnya pun baik. Dan begitu juga sebaliknya. Cara untuk menjaga kesehatan jasmani : menjaga pola makan, rajin olahraga, tidur cukup.
ü  Kedaan dan fungsi jasmani. Hal yang mempengaruhi cara belajar adalah terutama panca indera, jika salah satu panca indera kita tidak berfungsi maka akan sangat mempengaruhi proses dan cara belajar.
v  Factor psikologis adalah factor kejiwaan seseorang yang sanagt mempengaruhi proses belajar seseorang tersebut. Factor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar adalah:
ü  Kecerdasan. Pada dasarnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psiko-pisik dalam mereaksikan stimulus melalui cara yang tepat. Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling  penting dalam proses belajar siswa karena itu akan menentukan kualitas belajar siswa.
ü  Motivasi atau dorongan adalah merupakan salah satu hal yang mempengaruhi kialitas belajar siswa. Motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
·         Motivasi intrinsic adalah semua dorongan yang ada pada diri individu. Contoh: seorang anak yang gemar dan rajin membaca maka ia akan belajar membaca tanpa adanya suruhan oleh orangtua, guru, dan teman. Namun dia mempunyai keinginan tersendiri intuk membaca. Motivasi intrinsic biasanya berlaku lebih lama pada diri individu dan memiliki pengaruh yang sangat efektif. Yang termasuk motivasi intrinsic adalah : dorongan ingin tahu yang besar, adanya sikap positif ingin maju, adanya keinginan untuk meningkatkan prestasi, dan adanya kebutuhan untuk mengetahui ilmu tertentu.
·         Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri individu. Dimana indovidu tersebut mau melakukan sesuatu karena adanya ancaman, hukuman, pujianm peraturan sekoalh dan lain-lain.
ü  Minat adalah keinginan untuk melakukan Sesuatu. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh guru atau pendidik guna meningkatkan minat siswa dalam belajar. Yakni dengan membuat materi pembelajran semenarik mungkin, belajar dengan gambar atau video dan lain-lain.
ü  Sikap adalah suatu gambaran atas implementasi kepribadian. Seorang guru hendaknya menjaga wibawanya dan mapu bertanggung jawab atas tuganya sebagai pendidik.
ü  Bakat adalah suatu potensi yang ada pada dalam diri individu yang harus dikembangkan secara optimal.

b.      Factor eksternal
Adalah factor yang berada di luar diri individu. Factor ekternal dapat terdiri dari 2 fator lingkungan yakni:
v  Lingkungan social
ü  Lingkungan social sekolah seperti : guru, administrasi , teman-teman sekolah akan dapat menjadi motovasi siswa dalam belajar
ü  Lingkungan social masyarakat seperti: tempat tinggal akan mempengaruhi belajar siswa
ü  Lingkungan social keluarga seperti kedaan keluarga, keadaan ekonomi, kerukunan keluarga dan lain-lain akan sangat mempengaruhi motivasi anak.
v  Lingkungan non social
ü  Lingkungan alamiah seperti udara yang sejuk, pemandangan alam, sinar matahari yang tidak terlalu menyengat kulit, akan sangat berpengaruh atas sikap belajar individu.
ü  Factor instrument seperti kelengkapan belajar akan mempengaruhi sikap belajar individu.
ü  Factor materi pelajaran seperti materi yang kurang menarik menyebabkan sikap belajar individu menurun.
v  Metode mengajar
Adalah cara guru menyajikan pelajaran di kelas. Ada beberapa metode yang digunakan guru dalam mengajar:
ü  Metode tugas membaca adalah guru member tugas pada  siswa untuk membaca.
ü  Metode Tanya jawab adalah guru member pertanyaan pada siswa guna merangsang penalaran siswa.
Langkah-langkah metode Tanya jawab:
1.      Guru mengawali menanyakan kepada siswa tentang materi yang diajarkan.
2.      Siswa yang ditunjuk menjawab pertanyaan.
3.      Jika jawaban siswa kurrang tepat maka guru memberikan kesempatan kepada siswa yang lain untuk menjawab.
4.      Jika siswa kesulitan dalam menjawab, guru membantu mencarikan jawaban dengan metode yang relevan.
5.      Bantuan proses berfikir siswa dapat berupa contoh nyata yang ada di masyarakat.
6.      Jika dengan meted tersebut siswa masih belum bisa menjawab maka guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab antar siswa.
7.      Tanya jawab seringkali dilanjutkan dengan Tanya jawab segi tiga yaitu: guru dengan siswa, antar siswa dengan siswa.
8.      Bila proses Tanya jawab tersebut menemui jalan buntu maka gurulah yang turun tangan menjawab pertanyaan tersebut.

v  Metode cramah adalah pentransferan ilmu dari guru kepada siswa.
(kelemahan metode ceramah)
1.      Kegiatan belajar mengajar berpusat pada guru
2.      Siswa pasif
3.      Kurang merangsang pola pikir siswa
4.      Anak merasa terpaksa mengikuti jalan pikiran guru

v  Metode diskusi adalah proses tukar pendapat dengan teman atau kelompok belajar.
(manfaat metode diskusi)
1.      Anak belajar berfikir tentang suatu masalah
2.      Anak dilatih untuk mengemukakan pendapatnya
3.      Anak menjadi aktif
4.      Hasil belajar lebih mantap dari pada hafalan

                   (kelemahan metode diskusi)
1.      Banyak menyita waktu
2.      Sering menyimpang dari topic pembicaraan
3.      Yang pintar dan suka bicara mendominasi jalannya diskusi

v  Metode sosidrama adalah sandiwara peran tanpa bahan tertulis.
   (langkah-langkah pelaksanaan diskusi)
1.      Menentukan tema social yang akan diperankan
2.      Memilih para pelaku
3.      Mempersiapkan pperanan
4.      Mempersiapkan para penonton
5.      Pelaksanaan sosiodrama
6.      Follow up

v  Metode karyawisata adalah metode pengamatan langsung kelapangan guna menemukan secara nyata pembelajaran yang didapat.

v  Metode drill adalah metode yang bisa dikatan sebagai metode hafalan dengan tujuan memperoleh kecakapan, ketangkasan, keterampilan, tentang sesuatu secara praktis. Pengetahuan tersebut dapat digunakan sewaktu-waktu bila diperlukan.

v  Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dan mengkombinasikan lisan dengan suatu perbuatan serta mempergunakan alat.

(nilai metode demonsrasi)
1.      Member gambaran dengan jelas daripada dengan lisan
2.      Untuk menunjukkan langkah-langkah proses suatu keterampilan
3.      Lebih efesien
4.      Member kesempatan pada anak untuk mengamati sesuatu dengan cermat
5.      Memberikan kesempatan kepada anak untuk berdiskusi guna untuk mempertanjam pengertian.
(mempersiapkan demonstrasi)
1.      Alat-alat yang diperlukan
2.      Menulis garis besar demonstrasi di papan tulis agar lebih dimengerti
3.      Usahakan agar setiap anak mendengar dengan jelas dan melihat jelas penjelasan demonstrasi

(melaksanakan demonstrasi)
1.      Ciptakan suasana baik dan bangkitkan minat anak
2.      Usahakan demonstrasi mudah dipahami
3.      Jangan terburu-buru melakukan demonstrasi
4.      Membuat kesimpulan demonstrasi
5.      Sesudah semua jelas berikan kepada anak untuk mencoba demonstasi sendiri

v  Metode pengunaan narasumber adalah suatu metode menggunakan seseorang yang mempunyai informasi tentang sesuatu.


BAB III
PENUTUP
3.1  KESIMPULAN
            Belajar adalah proses perubahan tingkahlaku dari tidak tahu menjadi tahu. Pada dasarnya individu memiliki cirri dan karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Hal ini yang menyebabkan kelihatan jelas perkembangan individu tersebut. Menurut Landgen (1980: 578) proses belajar itu akan berjalan dengan baik apabila kelak memberikan hasil yang baik pula.          Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima atau mengalami pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar, hasil belajar tersebut terjasdi terutama berkat evaluasi guru, dan juga merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Manfaat hasil belajar pada hakekatnya mencangkup perubahan tingkahlaku di bidang tiga ranah yaitu:
d.      Ranah kongitif
e.       Ranah afektif
f.       Ranah psikomotor
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
            Factor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar atas dua kategori yaitu:
c.       Factor internal
Adalah factor yang berada pada diri individu. Factor internal meliputi factor:
v  Factor fisiologis adalah factor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Kondisi fisik individu dapat dibagi menjadi 2 yakni:
ü  Keadaan jasmani.
ü  Kedaan dan fungsi jasmani.
v  Factor psikologis
ü  Kecerdasan.
ü  Motivasi dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
·         Motivasi intrinsic
ü  Motivasi ekstrinsik
ü  Minat
ü  Sikap
ü  Bakat
d.      Factor eksternal
Ada 2 fator lingkungan yakni:
v  Lingkungan social
ü  Lingkungan social
ü  Lingkungan social
ü  Lingkungan social keluarga
v  Lingkungan non social
ü  Lingkungan alamiah
ü  Factor instrument
ü  Factor materi pelajaran
v  Metode mengajar

v  Metode
v  Metode diskusi             
v  Metode sosidrama
v  Metode karyawisata
v  Metode drill
v  Metode demonstrasi
v  Metode pengunaan narasumber


3.2  SARAN
   Dengan belajar dengan baik dan menggunakan metode pembelajaran yang benar sesuai dengan tahap perkembangan anak, mahasiswa diharapkan untuk mampu menjadi guru yang berkulitas setelah tamat nanti. Hal ini dilakukan guna mencetak manusia yang berkualitas dan berguna bagi nusa dan bangsa.


DAFTAR PUSTAKA
v  Corey, Gerald.2009.Teori dan Praktek Konselong  dan Psikoterapi. Refika Aditama : Bandung
v  Gysbers Noman C,. Heppner Mary j,. &Johnston Joseph A. (2009). Carrier Counseling. Context, Processes, and Technique. USA: American Counseling Association